airputih

Bahagia itu Pilihan


Seorang petani dan istrinya bergandeng tangan menyusuri sawah sesudah seharian memacul di sawah mereka dalam lebatnya hujan. Tiba-tiba, lewat sebuah motor di jalan raya di depan mereka. Berkatalah sang
suami pada istrinya, "Lihatlah bu, betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu. Meski mereka juga kehujanan tapi mereka bisa cepat sampai rumah, tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai ke rumah."

Sementara itu, pengendara sepeda motor dan istrinya yang sedang berboncengan di bawah hujan melihat sebuah mobil pick-up lewat di depan mereka. Pengendara motor berkata kepada istrinya, "Lihat bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu. Mereka tak perlu berhujan-hujan seperti kita." Di dalam pick-up yang dikendarai sepasang suami istri juga terjadi perbincangan ketika sebuah mobil Mercy lewat.


"Lihatlah bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil bagus itu. Pasti nyaman dikendarai, tidak selalu mogok seperti mobil kita." Pengendara mobil mewah itu seorang pria kaya dan ketika melihat suami istri di
bawah guyuran hujan, pria kaya itu dalam hatinya berkata, "Betapa bahagianya mereka, begitu mesra berjalan di dalam hujan berdua menikmati indahnya alam pedesaan sementara aku dan istriku tak pernah
punya waktu untuk berduaan karena masing masing sama-sama sibuk."

Kebahagiaan tidak akan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan orang lain dan selalu membandingkan dengan hidup orang lain. Kebahagiaan bukan semata dilihat dari harta, karena orang yang
berharta belum tentu bahagia.

Bersyukurlah selalu atas hidupmu supaya kamu tahu di mana kebahagiaan itu berada. Aku pernah berpikir bahwa setiap manusia pasti ingin memiliki seorang kekasih dalam suka dan duka yang tidak pernah terpisahkan. Sekarang aku memilih amal saleh sebagai kekasihku yang akan menemaniku sampai ke dalam kuburku, kemudian amal sholehku menemaniku menghadap Allah.

Aku pernah berpikir setiap manusia pastilah punya goresan masalah dengan manusia lain, sehingga wajar jika manusia memiliki musuh masing-masing. Kini aku memilih menjadikan setan sebagai musuh utamaku, maka aku lebih memilih melepaskan kebencian, dendam rasa sakit hati, dan permusuhanku dengan manusia lain.

Aku pernah selalu kagum dengan manusia cerdas yang berhasil dalam karier atau kehidupan dunianya. Sekarang aku mengganti kriteria kekagumanku ketika aku menyadari bahwa manusia hebat di mata Allah
adalah hamba yang bertaqwa. Manusia yang sanggup taat kepada aturan Allah dalam menjalankan hidup dan kehidupannya.

Dulu aku akan marah dan merasa diriku dijatuhkan ketika orang lain berlaku dzalim padaku. Menggunjingkanku dan menyakiti dengan kalimat -kalimat sindiran yang sengaja menyakitiku. Sekarang aku memilih ada transfer pahala dari mereka untukku jika aku mampu bersabar.

Dan aku memilih tidak lagi harus kuatir karena harga diri manusia hanyalah akan jatuh di mata-Nya ketika dia rela menggadaikan dirinya mengikuti hasutan setan.

Dulu aku yakin dengan hanya kekuatan Al-Quran berkali-kali maka jiwaku tercerahkan. Kini aku memilih untuk mengerti dan memahami makna artinya dengan menggunakan akalku, dengan mengaktifkan qolbuku dan mengamalkannya dalam keseharianku maka pencerahan itu baru bisa aku dapatkan. Ketika aku harus memilih, bantu aku selalu untuk memilih yang benar di mata-Mu. (KAK MER - baitulamin.org )

Related

renungan 2906633448141542845

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Terbaru

Populer

Respon

Berlangganan Lewat E-Mail:

Daftarkan untuk menerima 1 email/hari tanpa iklan dan spam

Green Canyon Pangandaran
open trip pulau harapan

Pengunjung

item