airputih

Si Gempal


Sosoknya sedang, tubuhnya gempal. Sekilas tak ada yang istimewa dari dirinya. Tapi, kalau kita simak kisahnya dalam mengilatkan potensi kecerdasannya, tentu anda sepakat dengan saya. Dia istimewa. Atau setidak-tidaknya, ia telah berhasil mengistimewakan dirinya.

Istimewanya di mana. Oke lah saya akan cerita tentang dia. Kurang lebih setahun lalu, ia adalah anak yang sulit diatur. Ia telah jadi momok bagi orang tuanya. Ibunya hampir angkat tangan. Abangnya, yang rajin dan tekun, kerap mengeluh. "Susah diatur dan suka melawan!!" Keluhnya sama ummi. Putaran jarum jam hidupnya ia habiskan dari warnet ke warnet. Game online telah menjadi candu hari-harinya.


Warnet sudah jadi rumah pertamanya. Rumah aslinya, menjadi ruang ganti baju, mandi dan penebus lapar saja. Sampai pada satu titik, sang ibu yang kesal tidak membukakan pintu buatnya. Jadilah tengah malam itu ia tidur di emper. Berselimut angin, berteman dengung nyamuk kebun. Toh, hal itu belum juga menjerakannya.

Kelas 3 SMP menjelang, karena desakan sang abang ia ikut datang ke Matalino. "Bener mau belajar!" tanya ummi dengan senyum penuh arti. Ia mengangguk, tak mampu menatap balik. "Ummi galak lho!!" cetus ummi sambil tersenyum simpul. "Siap sama resikonya?" kembali ummi bertanya, tanpa menjelaskan apa yang dimaksud dengan resiko itu. Ia kembali mengangguk sembari tertunduk. Menekuri lantai keramik kawe tiga.

Jadilah hari itu hari pertamanya. Hari keberhasilannya mengalahkan berbagai rasa dan pikiran yang berkecamuk dalam hatinya. Malu, takut, sungkan, resiko kehilangan teman, juga kesenangan dan lain sebagainya. Hari-hari selanjutnya adalah pembuktian komitmennya. Dan ia tak pernah surut, justru makin menaik. Pelajaran eksak yang sebelumnya akrab dengan angka di bawah 5 dengan cepat melejit menjadi 8, 9 bahkan sepuluh.

"Kamu nyontek yaa?". Murid mana yang tak remuk hatinya dituduh mencontek karena keberhasilannya meraih nilai sempurna. Wahai bapak guru, ia telah bekerja keras mengasah kembali ketajaman otaknya. Mengapa harus bapak tuduh dengan prasangka buruk tanpa dasar. Wajahnya keruh ketika melapor hal itu pada ummi. Kami tahu, ia jauh dari berbuat cela dalam mengejar nilai. Tapi itulah riak dalam hidup. Papar ummi membesarkan hati.

Kini,warnet sudah jadi masa lalu. Kejagoannya dalam game online berganti jadi piawai dalam menelikung soal-soal. Ia sudah menjadi "asisten" pemeriksa soal-soal ulangan teman-teman. Asisten dari guru yang dulu bercuriga padanya.Ia kini menjalani hari-hari dengan lebih enteng dan tenang. Ia telah menemukan kembali chip nya yang hilang.

Tak ada rasa syukur tertinggi selain menyaksikan anak-anak menemukan jati dirinya kembali. Meraih lagi kepercayaan diri dan optimisme akan hari nanti. Dan itulah mata pelajaran yang sebenarnya. Sekolah yang sebetulnya. Menjadi murid sekaligus guru bagi diri sendiri. Sekolah kehidupan. Terus berjuang Fer! Jangan takut! Tuhan beserta orang baik!

oleh: Rahman Hidayat, pengajar  www.matalino.web.id

Related

sekolah 8156468688274068068

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Terbaru

Populer

Respon

Berlangganan Lewat E-Mail:

Daftarkan untuk menerima 1 email/hari tanpa iklan dan spam

Green Canyon Pangandaran
open trip pulau harapan

Pengunjung

item