Mahalnya Harga Diri

http://www.airputih.web.id/2014/05/mahalnya-harga-diri.html
Suatu kali seorang badui berniaga di pasar ternak di sebuah kota. Ia membawa serta putranya yang masih muda. Namun, ditengah kekacauan suasana pasar, ia kehilangan jejak anak lelaki itu. Anak itu diculik.
Sang ayah menyewa seorang penyeru untuk meneriakkan di jalan-jalan bahwa imbalan sebanyak seribu piaster akan diberikan kepada siapa saja yang menemukan anak itu. Meskipun si penculik mendengar teriakan penyeru, ketamakan telah membuka perutnya dan ia berharap dapat memperoleh jumlah yang lebih besar lagi. maka ia cuma menunggu dan diam membisu.
Pada hari berikutnya, penyeru itu disuruh berteriak-teriak lagi di jalan-jalan. kali ini jumlah yang ditawarkan lima ratus piaster, bukan seribu. si penculik masih menahan diri. Yang membuatnya terkejut, pada hari ketiga penyeru itu menawarkan hanya seratus piaster. Ia cepat-cepat mengembalikan anak lelaki itu dan menerima imbalannya. karena penasaran, ia bertanya pada ayah anak itu mengapa jumlah uangnya dikurangi dari hari kehari.
Sang ayah berkata, "pada hari pertama putraku marah dan menolak untuk makan makananmu; iya kan?" "Ya," sahut penculik. "Pada hari kedua ia mengambil makanan sedikit, dan pada hari terakhir ia meminta roti sebanyak yang diinginkannya," kata sang ayah. karena memang benar demikian, penculik itu tidak menyangkal.
"Nah," kata sang ayah, "Menurut penilaianku, pada hari pertama itu putraku belum tercemar layaknya emas murni. sebagaimana layaknya pria terhormat, ia tidak mau berbagi roti dengan penculiknya. Untuk mendapatkannya kembali dengan harga diri yang belum tercemar, aku siap membayar seribu piaster. Pada hari kedua- ketika rasa lapar membuatnya lupa akan perilaku layaknya seorang pria terhormat- ia menerima makanan di mejamu, dan aku menawarkan lima ratus piaster untuknya. Tetapi, ketika ia sudah bersedia meminta makanan, kedatangannya kembali hanya berharga seratus piaster untukku."
sumber: tidak diketahui | foto dicomot tanpa ijin di tubas media